Ruginya Menjadi Manusia
Segumpal darah menjadi secebis daging merah
Yang ditatang, dididik dengan penuh kasih
Dilengkapkan dengan azan sebagai panduan
Dihiasi dengan segala kesopanan
Diiringi nilai-nilai ketuhanan
Manusia kecil itu semakin matang
Dahulunya ditatang ibu dan ayah
Disinari cahaya bekalan yang tiba kelak
Agar tidak hilang roh dengan kerugian
Kenapa harus manusia seperti kita melambangkan kerugian?
Mengakui dirinya bijak tapi sayang...
Semakin bijak nampak belang
Semakin timbul bodoh bukan kepalang
Itu takkan hilang!
Ruginya menjadi manusia tidak mengenal tuhan
Tidak pernah bersujud mencium wangian syurga dalam sejaddah
Takut menyucikan diri lima kali sehari
Khuatir dengan kesejukan air
Berani mengumpul kepanasan yang kelaknya hadir
tidak segan menempah tiket diperlawanan akhir nanti
Ruginya menjadi manusia mengaku pandai
Berkereta mewah
Bersuamikan raja
Beristerikan bidadari dunia sementara
Berduit dan berharta
Tapi tidak pernah bersujud di atas sejaddah
Manusia matang itu semakin hilang ditelan usia
Ruginya menjadi manusia hina yang hidup didunia
Sengaja melontar diri ke dalam kebun binatang
Penuh dengan segala dosa
tanpa sedikit pun merasa resah
Manusia...
Ruginya menjadi manusia di dunia
Manusia memang Hebat di mata sementara
Tapi bodoh selamanya tanpa sejaddah
Akhirnya menjadi manusia tanpa arah
Lihat…
Manusia gagah!
Manusia yang takkan kalah
Tapi sampai bila?
Ruginya menjadi manusia!
Apalagi menusia Terlontar dalam kebun binatang
Kenapa semakin hinanya manusia!
Kita hambaNya bukan manusia hebat selamanya!
apiz-rage-
27.12.07
Likas, Kota Kinabalu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan