Sabtu, 31 Januari 2009

Aku Mau Bertanya


Duduk sendiri melihat awan

Di tengah-tengah malam

Sendiri barangkali

Satu itu fikirku


Kenapa manusia semakin kejam

Maukan kuasa, pangkat, harta atau nama

Bila-bila saja mau manusia

Tapi semua mau senang saja


Bumi ini bulat

Hampir semaunya ia dijajah

Kecil besar

Masukkan dalam poketnya


Bila lagi aku memejam mata

Aku melihat

Hitam semuanya

Kalut fikirku


Mana-mana

Tentu hebat cerita

Anak kecil terpenggal kepala

Wanita hilang semuanya

Tidak kasihankah?


Mana ihsan sesama manusia?

Ranapkah semuanya?

Tiada lagi kasih mengasih

Luputkah tarikhnya?


Perang itu banyak nama

Perang saudara

Perang suka-suka

Kalanya perang kuasa

Mana satu pilihannya?


Kadang tangisan itu sampai di telinga

Jeritan seperti tiada makna

Walhal semuanya sama

Mau-mau juga lebih-lebihnya

Tidak cukupkah?


Dunia oh dunia

Mana lagi yang tiada

Semuanya kau rasa

Berpatutankah?


Bingung aku tambah bingung

Mana-mana saja

Itu yang kedengaran

Bosan

Bosan

Kenapa perlu manusia kejam?


Duduk-duduk lagi goyangkan kaki

Kepala ini pening-pening terus

Apa sebab semuanya

Aku mau bertanya-tanya…

apiz-rage-

31/01/09

(e212/kk3/um)

Khamis, 29 Januari 2009

Aku Ingin Menulis

Saja betul hati ini
Tergerak menulis lagi
Kenapa tangan ini terketar
Macam terlalu jauh

Perlu kah aku
Duduk diam-diam saja
Menunggu apa terjadi
Kalanya hati ini mau terus

Kenapa harus jadi begini
Tolonglah aku
Aku macam penakut
Luak betul
Nyahabis semuanya

Aku ingin menulis saja
Tulis saja
Tulis saja
Sampai tenang....

apiz-rage-
29/01/09
(e212/kk3/um)

Khas Untukmu


Biarlah hati kecil ini berbicara

Betapa parahnya semuanya

Bagaikan mau mati rasanya

Kerana kau puncanya


Bila otak ini buntu

Tidak tau apa saja yang terjadi

Bakal ditempuhi

Bakal dihadapi

Kerana kau saja mampu

Berlaku begini padaku


Rasa kecewa

Hampa juga ada

Perlukah saja kau begini

Lebih parah dari penipu seperti aku


Hidup ini macam kaca

Kalau tidak berdosa

Sudah lama aku tiada

Juga disebabkan kau puncanya


Biarlah mata ini memandang terus pada matahari

Sebabnya

Angan-angan aku sudah tiada

Memilikmu

Impianpun sudah hilang


Aku mau-mau menangis

Tidak pernah seperti ini

Mungkin silap aku awalnya

Tapi kau mau lanjutkan cerita


Wahai bekas temanku

Biarlah kau tahu

Puisi ini untukmu

Betapa aku terlalu hancur keranamu….

apiz-rage-

28/01/09

(Dalam bas um: Kedah-KL)

Ceritera Usang



Hati ini sudah menjadi kering

Angan-angan bidadari putus

Berkocak-kocak jiwa

Terumbang-ambing rasa


Malam saja mungkin indah

Pari-pari tidak mungkin menangis

Tapi bila petang menjelma

Bisa saja diri ini terus menangis


Rasanya dunia tanpa apa-apa

Ya benar aku SALAH!

Ya benar aku Pendusta

Tapi

Tanpa apa-apa

Kenapa bisa saja ia terungkai


Bila diri ini mencuba

Kenapa ada saja iblis menjelma

Tekanan jiwa konon!

Semuanya sampah!


Hari-hari dilalui

Dua hari tanpamu

Tapi sudah luak saja

Kenapa?

Aku bodoh sangatkah?


Wah!

Berjoget kamu nampaknya

Di atas pentas

Macam kelab dangdut saja

Ketawa syaitan kecil

Menangis malaikat putih!


Kini aku tau

Mau saja kali ini diam-diam

Pohonan getah itu baiknya temanku

Biar kaku

Tapi tau malu!


Bulan bintang malam ini

Izinkan aku berjanji

Walau apa-apa saja

Ceritera usang ini segalanya

Alhamdullialh….

apiz-rage-

27/01/09

(Felda Teloi Kanan: Kedah)

Lambaian Teloi Kanan


Di dalam perut bas ini

Hati kecilku berbisik muram

Meninggalkan keluarga angkatku

Yang memberi seribu satu kisah

Semuanya indah-indah


Di tepi tingkap bas

Aku melihat pohonan getah

Berwajah muram tidak seperti biasa

Mungkin

Sedih agaknya

Melihat aku dan temanku

Berangkat kembali pergi dari sini


Di Teloi Kanan Kedah

Aku terasa bahagia

Namun ada jua kecewa

Di atas padang

Semuanya terbongkar


Aku seperti ingin saja berteriakkan

Mungkin kerana sedih

Meninggalkan mereka

Keluargaku di Teloi Kanan


Di kerusi bas ini

Maunya aku menulis puisi yang indah-indah saja

Tapi Bagaimana kalau pohonan getah itu menangis juga


Di tepi tingkap bas ini

Masih lagi aku teringat terang

Pohonan getah

Pohonan sawit yang hijau

Seakan menangis deras

Seakan merayu jangan pulang

Aduh sayunya hati ini


Felda Teloi Kanan

Akanku ukir seribu kenangan

Bersama keluarga angkat

Cerita ini lebih bahagia

Indahnya


Aku tau saja

Lambaian Teloi Kanan seakan berat

Membenarkan kami pergi

Kembali ke universiti….

apiz-rage-

28/01/09

(Dalam bas um: Kedah-KL)

Dialog Jalanan


Inginku berbicara

Kepada pohonan tepi jalan

Menceritakan segalanya

Pohonan yang kaku

Tanpa apa-apa

Langsung tidak bersuara

Bulan seakan-akan menipu diri

Maunya aku berkata

Bisa saja aku terjun dari bas ini

Biar ketawa unggas malam

Biar berdekeh angin malam

Hati ini beku

Kosong tanpa apa-apa

Berkali-kali ingin saja

Aku lekatkan hatuku pada pohonan malam

Memenyetkannya di atas jalan!

Awan seakan-akan saja kehitaman

Tiada cahaya mampu menerang

Tapi tangan ini terus mencatat

Sebab hati ini kembali kosong

Dalam perjalan ini

Mau saja aku berbicara lagi kepada pohonan sawit

Walau aku di atas bas

BArangkali boleh saja aku terjuni

Kepada awan dan bulan

Angin malam mulai menyanyi

DAlam gelap

Hati ini tetap menangis

Kepada jala yang kaku

Roda-roda bas sudah bercerita

Cuma aku saja yang salah

Mau barangkali

Tapi

Akhirnya mati juga dialogku

Atas jalan

Ditengah malam….

apiz-rage-

25/01/09

(Dalam bas um: KL-KEDAH)

Sabtu, 24 Januari 2009

Aku Manusia . . . . .



Memikirkan semua

Yang aku ini sememangnya seorang…

Suka berdalih

Suka bersembunyi

Suka bersendiri


Memang aku seorang…

Lagi bila masa bersama seorang…

Manusia bernama perempuan

Apa yang jadi

Aku sendiri tidak ketahui


Suka aku

Menyakiti

Bilang mereka itu

Aku kenapa?

Aku sebab apa?

Tapi-tapi

Aku sendiri tidak terjawab


Memang aku seorang…

Manusia saja

Suka-suka

Alih-alih saja

Tapi kenapa mesti?


Aku memang manusia

Tahu-tahu saja itu sakit

Aku pun tidak saja suka

Tapi aku memang manusia


Orang bilang

Mau juga aku

Tapi aku bukan

Mau-mau

Tidak-tidak

Sama saja


Aku memang manusia…

Jahat

Kejam

Ah!

Lagi-lagi dengan manusia bernama…

Kenapa mesti?


Aku tau aku memang manusia kejam

Suka ini

Suka itu

Tapi tidak-tidak

Sebab tidak sesuai

Barangkali…


Aku tau aku lagi manusia kejam

Maaf-maaf

Salah lagi

Aku salah

Manusia memang aku kejam…

Maaflah….


apiz-rage-

24/02/09

(e212/kk3/um)

Jumaat, 23 Januari 2009

Pidato Seorang Mahasiswa

Berdiri dia dengan yakin
Berpakaian segak
Siapa-siapa saja melihat
Pasti getir
Pasti tergaman
Melihat dia berdiri di depan

Mukanya tampak tenang
Akalnya semakin teserlah matang
Kakinya kukuh meniang bumi
Suaranya luas seperti langit

Tangan kanan terangkat tinggi
Seolah menjunjung awan biru
Seakan mengengam matahari terik
Begitu juga tangan kiri
kadang menaik
kadang merendah
Yakin katanya!

Lagaknya seperti pemimpin
Katanya tersusun rapi
Nadanya seakan menyeru
Semangatnya seperti api
Membakar tiap inci kata manusia

Dia mahasiswa
Berdiri tegak meniang bumi
Berkata keras mahu memimpin
Kata pak cik dia orangnya
Pemimpin masa depan

Pemimpin kita
Mahasiswa
Suara itu suara mahasiswa
Dengan lagak pidato
Pidato seorang mahasiswa!


apiz-rage-
23/01/09
(e212/kk3/um)

Subuh Mendatang

Mata ini berkelip segar
Tanpa lelah atau penat
Badan kecil ini terasa ringan
Ke kiri ke kanan mudah saja
Fikiran ini buntu
Apa-apa saja datang semua
Tidak ada satu persatu
Mau terus semua hadir
Otak ini pening
Fikir-fikir sampai tidak pernah putus
Lagi apa yang difikir
Lagi semua datang kembali
Perut ini kosong
Bunyi unggas tiada lawan
Seperti biasa macam selalu
Menunggu saja apa berlaku
Mata ini pedih
Badan ini sakit
Kepala ini pening
Tunggu-tunggu
Bila subuh mendatang
Akan ku angkatkan Takbir
Beruku subuh
Bersujud merendah
Salam akhirku
Barulahku lena…



apiz-rage-
23/01/09
(e212/kk3/um)

Isnin, 19 Januari 2009

Gadis Bertudung Itu (Puisi Penuh)




Gadis Bertudung Itu (1)


Pancaran matahari membahangi tubuh

Aliran peluh terjurai kelemasan

Langkah longlai dengan keletihan

Lemah tidak bermaya segalanya


Sekujur tubuh melintasi pokok tanjung itu

Langkah dicorak tersusun indah

Tiupan angin menerbangkan tudung putih itu

Pasti tersentak siapa melihat


Gadis bertudung putih itu

Dianyam keayuan

Diikat kejelitaan

Amat mempersonakan


Terpegun terang bersinaran

Inginku salutkan mawar merah ditangannya

Keindahan bulan dan bintang fikirku

Tiupan bayu anggapanku

Tapi hanya ilustarasi bagiku


Gadis bertudung itu

Duduk disuatu penjuru

Jelingan mata tepat ke arahku

Menggelabah tubuhku yang kaku


Awan dilangit menghiasi hari

Terang, indah mempersona

Lalang-lalang beralun dibuai angin

Hatiku bergelora dibadai perasaan

Gadis bertudung itu…


Mungkin khayalan pantas bermain

Mungkin juga kenyataan pasti bermangkin

Gadis bertudung itu

Inginku bersuara sesuatu

Tapi lidahku kelu dan beku

Biarlah ia bermain dalam fikiranku….


apiz-rage-

02/03/07

(e319/kk3/um)



Gadis Bertudung Itu (2)


Kerlipan bintang di malam hari bersinar terang menghiasi awan

Cahaya bulan melimpahkan bayang-bayang mencorakkan sekujur tubuh

Gerakan kakinya lembut di atur cuba menghilang di sebalik taman mawar

Entah ke mana menghilang ia berlalu.

Tiupan angin sejuk itu mengigilkan tubuh badanku

Aku cuba memeluk tubuh menghangatkan keadaan

Namun ternyata aku tewas tanpa apa-apa

Semalam..

Gadis bertudung itu muncul kembali di hadapanku

Aku makin membeku.. terkaku.. malah makin kelu

Ulitan keayuan wajahnya benar-benar mencengakam hatiku

Aku cuba memejam mata melarikan diri ke dalam belukar

Menjerit dalam mimpi tidurku, berteriakan dalam selimutku

Namun.. namun aku masih tewas

Ternyata aku tidak dapat melepaskan apa yang terbuku dalam hatiku.

Mawar putih yang yang gugur di hempasi angin jatuh tepat di hadapanku,

Gadis bertudung itu semakin bercerita dalam fikiranku..

Tudung putih… bersih suci..

Memang aku terulit dengan perasaan yang kabur, tanpa arah..

Gadis bertudung putih bercermin mata itu…

Hanya bermain sebagai kenangan hidupku…

apiz-rage-

e319/kk3/um

(01.05.07)


Gadis Bertudung Itu (3)


Gadis bertudung bercermin mata itu mengelamun di tepi tingkap

Melihat kehidupan yang akan mengikat

Walau samar, kabur dan tidak terang tapi mungkin ia nyata

Berdiri di hadapan mata, membelakangkan langsirkan kehidupan lalu,

Gadis bertudung itu cuba mengikat perjanjian setia

Yang di ukir di suatu pohon

Di saksikan burung merpati putih bertemankan gagak hitam

Mungkinkah perjanjian itu kekal abadi?

Gadis bertudung itu...

Walau di umpan suatu kemesraan di hadapan diiringi sejambak mawar putih

Masih teguh, kukuh, gagah mempertahankan janji setia.

Aku cuba melenturkan perjanjian itu namun nyata aku tewas,

Walau ku lemparkan sebuah senyuman

Gadis bertudung itu menepis dengan pandagan tajam yang membara

Salah kah aku?

Bukan niatku untuk merosakkan taman yang kau cipta,

Aku Cuma mengidamkan sebuah tempat dalam taman mawar itu

Tapi gadis bertudung itu mematahakan dahan mawar yang baru bersemi.

Biar pun gadis bertudung itu menolak undangan sekuntum mawar dalam taman itu

Aku akan semaikan dalam sebuah pasu yang indah dengan ukiran

Biar jauh, di tolak, di halang

Aku dekatkan dengan ukiran pasu mawar itu.

Takkan ku biarkan lalang merosakkan mawar putih bersih

Walau si gadis bertudung menutup pagar taman itu akan terus ku semaikannya dalam Sebuah pasu!

Gadis bertudung bercermin mata itu..

Biarlah senyumanmu aku letakkan dalam hatiku

Walau aku tak memilikimu

Aku miliki suatu kepuasan hidup melihat keindahan hidupmu

Kau tutup taman itu

Akan ku buka suatu masa nanti..

Biarlah.... gadis bertudung bercermin mata itu.....

Belum berakhir lagi nostalgia kisah hidupmu............

-apiz-rage-

15/05/07

Likas, Kota Kinabalu



Gadis Bertudung Itu (4)


semalam…

di bawah cahaya lampu itu aku terpandang seorang insan

kemas berbaju kurung hitam bertudung hitam

gadis itu tunduk dengan tanda tanya

mungkin senyuman itu di sembunyikan

mungkin...

atau pun mungkin ianya satu kedukaan..

mungkin...

di mana taman syurga yang bersinar itu?

satu tanda tanya yang takkan terjawab oleh coretan kata

di mana sinar bahagia itu?

mungkin tidak terukir dengan lukisan indah

tapi siapakah gadis bertudung itu?

ianya pasti bukan bertudung putih atau pun merah...

gadis bertudung itu...

kenapa kau tidak melemparkan senyuman sesinar bulan yang terang?

mestikah kau tunduk menghadap bumi kalanya aku melihatmu?

perlukah kau memejamkan matamu tika aku bersuara?

serba hitam kau malam ini..

indah dengan tudungmu berwarna hitam..

mana yang putih?

kau gantikan dengan warna yang suram mungkin hatimu tidak sesuram langit yang gelap

aku andaikan...

tiupan angin yang mengigilkan tubuh pastinya bukan semulajadi

angin penghawa dingin...

tidak terusik sedikit pun tudungmu itu..

tetap kemas, indah, juga mempersona..

gadis bertudung itu duduk di suatu penjuru?

kelihatan suram tapi kenapa?

gadis bertudung itu seperti selalu

menganyam kejelitan yang sendiri sukar untuk aku ungkapkan..

dalam..

sungguh dalam maknanya..

titik-titik pen hitam yang aku ukirkan ada suatu makna..

tapi ianya tidak terungkai..

walaupun aku menyulam lalang-lalang tapi tiada siapa yang mengerti..

biar angin malam..

cahaya bulan..

bintang bersinar..

tiada yang mengerti!

afdalnya aku bercerita dengan pohonan..

untuk apa?

tidakkah gila namanya?

lebih molek bercerita dengan awan..

mungikin ada jawapan!

gadis bertudung itu...

aku semakin tidak mengenali dirimu..

biar kulihat wajahmu kau tetap tunduk membisu..

aku sememangnya kagum denganmu....

-apiz-rage-

e212/kk3/UM

18.08.07



Gadis Bertudung Itu (5)


Hari itu sehampir awan inginku bersuara

bercerita, berkata mungkin jua memberi riak yang indah

tapi itu semua igauan

igauan setiap siapa yang mengenalinya

pelik tapi ini kenyataan duniawi yang perkabaranya suram...

Gadis bertudung itu

semakin kagum aku melihat dirimu

tetap indah semakin mepersona!

hatiku takkan berubah begitu juga prisepsiku

tapi aku tau semua itu igauan semata

igauan dunia....

Gadis bertudung itu sudah terlalu lama aku tidak melihatmu duduk di sudut penjuru itu

kemana menghilang?

atau sengaja bersembunyi?

saban hari aku menantimu

senyumanmu

jelinganmu

juga jejak langkahmu...

biar hari ini, hari lalu, atau hari depan aku tak melihat dirimu

tapi kau tetap dalam ingatanku

siang, malam takkan lesap seperti angin kelam

Gadis bertudung itu hari ini mungkin tudungmu putih

mungkin juga biru agaknya

tapi tetap mempersona dengan tudungmu yang hitam...

seperti di bawah sinar lampu

tidakkan lesu

lalu itu yang mengikatkan syahdu..

Dia….

Dia….

Dia….

Dia Gadis bertudung itu…

akan ku lakarkan cerita hidupmu

walaupun bukan buatku

tapi ini suatu cerita yang akan berlalu...

Gadis bertudung itu simpanlah cerita hidupmu......

apiz-rage-

28.08.07

e212/kk3/um




Gadis Bertudung Itu (6)


Kali ini memangnya bintang takkan berkelip indah

bulan takkan secerah menerangi malam

biarkan suram tanpa cahaya

biarkan senyuman tanpa kata-kata...

Gadis bertudung itu...

titik-titik nota itu semakin layu

puas di pujuk rayu

hinggakan percahnya gelas dihempap pintu

tapi kau tetap membisu...

Malam ini... mungkin juga pagi ini...

tiap baris coretan indah

akan lenyap...

lenyap bersama hembusan angin

yang takkan bisa tertangkap

biarpun jahitan putih itu menyulam segalanya....

Gadis bertudung putih bercermin mata itu

kau masih seperti tidak mengenali dirimu

berkali coretan-coretan ini menggambarkanmu

tapi....

kau tetap keras menganggap itu bukan dirimu...

Biarlah...

hari ini seperti hari-hari lalu

aku duduk menunggumu

tanpa senyuman

tanpa jelingan indah yang pasti takkan kembali...

Pohonan tanjung itu melakarkan sesuatu

di sudut penjuru itu aku mengingat dirimu

gerak langkahmu menceritakan seribu cerita baru

puisi ini untuk mengenang seluruh kisah hidupmu

Gadis bertudung putih bercermin mata itu

engkau tahu siapa dirimu...............................

-apiz-rage

07.09.07

(e212/kk3/um)




Gadis Bertudung Itu (7)


Hari ini seperti semalam jua

Bila malam memekat kehitaman

Wajahmu terbayang seperti lukisan indah

Yang menawan

sungguh mempersona

Gadis bertudung putih itu

Berlalu seperti angin malam

Sepi tanpa bahasa

Menawan seperti bunga di taman

Seindah kata-kata yang terukir

Melambangkan coretan kasih yang tak tercapai

Langkahmu yang teratur kemas

memukau setiap pelosok alam

Pohonan tanjung itu

tidak semeriah seperti dahulu

Sepi tanpa riang

Bagaikan kubur tak terjaga

Mungkin awan gelap itu ingin bercerita

Menjadi titisan kisah

Yang semakin melara

Tanpa sebarang arah

Cerminan bayangan

Terpukau dalam fikiran

Gadis bertudung putih

Semakin hilang tanpa kesan

Di balik langsir hijau

Tidak lagi terselak

Melihat bunga yang mekar

Tanpa berteman

Gadis bertudung bercermin mata

Tampalan rindu tidak terjaga

Jahitan kasih takkan berubah

Walau kau memejamkan mata….

apiz-rage-

08.08.08

(e212/kk3/um)