Rabu, 25 Februari 2009

Siapa Aku Tuhan?


Diri ini siapa sebenarnya?

Sampah

Atau kaca

Mungkin tiada guna


Rahsia

Rahsia diri

Siapa tahu

Agak-agak?


Sangkakan diri ini apa

Boleh-boleh saja semuanya

Mau ini

Mau itu

Apakah?


Jiwa ini kosong

Bila lagi siapa diri ini

Tidak tahu

Sebenarnya?


Harapkan bulan

Taman itu kembali kosong

Cahaya malap

Bulan segan


Tuhan

Siapa aku sebenarnya?

Manusia jenis apa?

Aku binggung


Manusia

Ya aku manusia

Tapi

Siapa aku sebenarnya Tuhan?

Kembali kosong

Allahuakbar…

apiz-rage-

25/02/09

(e212/kk3/um)

Selasa, 24 Februari 2009

Hilangnya Seorang Primadona


Dikabarkan berita

Kepada malam-malam

Dimana ia hujan

Terus terbang kehilangan


Jalan kecil itu kotor

Sampah dimana-mana

Kiri kanan

Ada saja


Orang tepi kota

Terus berkata-kata

Berpaling sedikit

Awan hitam tiada


Lampu neon malap

Serangga terbang kabur

Tidak kenampakan

Lagi dilupakan


Semalaman

Cerita seorang primadona

Kedengaran terus

Tapi bila pelangi hilang

Tiada bicara


Hilang orang

Hilang nama

Siapa dia

Seorang primadona Malaya?

apiz-rage-

24/02/09

(e212/kk3/um)

Isnin, 23 Februari 2009

Dia




--> -->
Cahaya bulan itu
Menerangi denai-denai kecil
Bagaikan menanti bintang
Menanti awan yang bergerak indah
Di tangan ini digengam bunga mawar putih
Yang takkan sendiri aku lepaskan
Walau anai-anai mengikis kekuatan dariku
Dia yang ku nanti takkan aku sesali
Biar tiupan yang mungkin bodoh didengari
Tapi hanya satu yang aku inginkan
Bertaktah dengan mahkota di sebuah pulau
Bersama intan yang amat berharga buat diriku
Dia Gadis bertudung itu
Di kaki gunung
Di dasar lautan
Juga di bumi indah
Takkan berubah sezarah pun
Infra merah kau nyala
Beribu cahaya dalam kegelapan
Meghalusi lingkaran indah
Dia Gadis bertudung itu
Dia...
Bukan aku berhalusinasi
Hujan yang mungkin teus menghalusinasi
Angin yang takkan kelam mengabarkan cerita
Beribu burung pungguk menanti awan
Takkan hilang sekelip mata
Dia
Terus aku pinginkan
Aku terus mengidamkan
Walau sikit Dia tidak menoleh
Tapi biar aku terus mengkabarkan
Dia Gadis bertudung putih
Di pagar kecil sebuah taman akan ku simpankan
Dalam kotak kecil indah ukiran-ukiran
Indahnya koma dalam tulisan
Melambang persona dalam senyuman...
Dia....
Kau tahu siapa dirimu
Kau ingat apa yang berlaku
Bukan sinaran matahari yang mencintaimu
Tapi biarla aku tetap bersedu
Sebabnya bulan yang indah takkan ada di siang hari
Bintang yang persis takkan hadir bersama Cahaya terang
Tapi kau tetap si Dia yang aku Kagumi....
-apiz-rage-
23.02.09
e212/kk3/um

Khamis, 19 Februari 2009

Dialog Perasaan


Pagi buta

Tanpa cahaya

Gelap gelita

Sekian Cuma


Renung-renung tanpa arah

Rasa hati gundah gulana

Cerung-cerung kosong

Suka hati mau bilang apa saja


Tengok sikit

Ada juga

Tak pandai hilang

Tak pernah lupa

Kenangan agaknya


Pensil hitam

Tumpul tiada guna

Rosak-rosak

Kertas putih

Dapat sisa pula


Faham angguk-angguk

Binggung geleng-geleng

Bodoh tunduk bawah

Bahalol “terlupa bukan sengaja”


“Aku”

Baginya hilang

“Dia”

Kenangan agaknya

Bagus!

“Pandaikan aku”

“Bodohlah KAU!”

apiz-rage-

19/02/09

(e212/kk3/um)

Khamis, 12 Februari 2009

Wajah


Mimpi itu barangkali enak

Tidur pula Semacam dianaktirikan

Porak peranda semuanya

Tiada apa lagi yang tinggal

Cuma lakaran wajah-wajah


Lihatnya hari-hari

Semacam tiada guna

ANak kecil

Perawan muda

Semuannya sama


Bila ditanya dik bulan muram

Malam-malam mana mereka

MAti juga akal

Wajah itu semakin menghilang


Terang-terangan

Perang-perangan

Tentang-tentangan

Lawan-lawanan

Ah! mudah-mudah saja

Matikan wajah itu semua!


Barangkali lagi

Sudah mati

Tiada sepi

Biarlah wajah-wajah itu pergi…

apiz-rage-

12/02/09

(e212/kk3/um)

Selasa, 10 Februari 2009

Antara Kita


Sepanjang perjalanan

Hidup ini semakin terulit garang

Mengenangkan…

Sisa-sisa malam

Yang pastinya semakin hilang


Di sebuah perhentian indah

Di iringi lalang-lalang kelam

Yang Melambai-lambai kisah

Cerita Kita berdua


Dan Aku Duduk sepi di pohonan rendang

Berjujuran ranting-ranting rapuh

Mengisahkan duka antara kita

Yang semakin tiada apa-apa


Bilang mereka itu saja

Apa saja mereka bilang!

Peduli apa bilang mereka!

Bukankah kita saja yang perlu berbicara

Mau-mau terus

Kedengaran cerita berbisa mereka!


Sampai malam-malam

Aku cuba mengapai pada awam

Aku cuba Berbicara kepada bintang

Aku cuba Berkisah kepada angin malam

Tapi…

Semacam tiada apa-apa


MAunya aku duduk di pantai

Melihat kamu berlari ke kaki langit petang

Melompat-lompat mencapai awan

Aku pula duduk menunggu

Sinar horizon semakin malap

Haruskah aku belari beteriakan!


Di antara kisah kita berdua

Aku

Kamu

Mereka bilang sama saja

Tapi nyata kita berbeza


Biarlah di taman itu

Berjujuran kaca-kaca kecil

Yang hancur

Lagi enak jika lebur

Menyahabiskan segalanya

Cerita-cerita

Kisah Antara Kita….

Dan

Biarlah kita berputih air mata…

apiz-rage-

09/02/09

(e212/kk3/um)

Rabu, 4 Februari 2009

Orang Yang Terasing


Di bumi ini

Tanpa mengetahui apa-apa

Sentiasa merasa keseorangan

Walau terang

LAgi-lagi gelap gelita


Di suatu sudut malap

Lilin terbakar tenang

Menemani kala waktu sukar

Sepi barangkali


Di ruang kaki lima

Terbaring terbiar

Susuk tubuh kecil

Di atas kadbod kekuningan


Barangkali selalu

Manusia seperti ini

Terbiar kosong

Kontang

Tanpa apa-apa lagi


Di bumi sendiri

Merangkak sedih

Terlonglai sepi

Sendirian saja


Mungkin

Tin-tin kosong

Botol-botol plastic

Menjadi teman setia

Menjadi tiang hidup


Di mata ini

Sering saja melihat

Orang-orang terasing

Terasing dari segalanya

Sebak hati melihat

Subahanallah…

apiz-rage-

04/02/09

(e212/kk3/um)

Isnin, 2 Februari 2009

Berlari Ke Kaki Langit


Di tepian pantai

Tanpa sesiapa

Matahari kian terbenam

Burung-burung kian kehilangan


Di tepi sebuah batu besar

Seorang anak muda duduk sunggul

Memerhati butiran pasir pantai

Memandang awan seakan pilu


Hatinya kian tersingkir

Mengikuti arus angin kelam

Yang saja berlalu

Tanpa berbicara


Lihatnya matahari suram

Yang makin pudar-pudar belaka

Apakah yang hilang

Tentu-tentu saja satu kenangan


Langit itu kian hitam

Kaku segalanya

Dingin bertiup merdu

Menutupi segala yang lalu


Anak muda

Cuba mengapai awan dahulu

Hampir-hampir saja tercapai

Sikit lagi dalam koceknya


Dikejar-kejar bayangan

Disebalik horizon malap

Ada saja maunya


Di kaki langit

Ingin betul dia berlari

Mengejar mengejar mentari

Apa saja yang tertinggal….

apiz-rage-

02/01/09

(e212/kk3/um)